Opini - Memahami nilai kepemimpinan, tentunya tidak sebatas memahaminya dalam bentuk definisi kepemimpinan, ataupun tidak terbatas pada pemahaman para ahli dalam catatan akademiknya tentang kepemimpinan. Memahami nilai kepemimpinan dalam pandangan kami, kepemimpinan harus diletakan pada pemahaman yang tidak terbatas pada tidak terbatasnya pemikiran. Artinya, nilai kepemimpinan memiliki segudang makna yang berkorelasi langsung dengan semua nilai kehidupan.
Sejarah peradaban dunia, senantiasa menceritakan dan menjelaskan tentang para tokoh yang memiliki pengaruh di tengah masyarakat. Pengaruh ketokohan 'yang tentunya bernilai positif ataupun negatif, dalam meniscayakan penerapan potensi kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, dalam memastikan pengaruhnya terhadap masyarakat di sekeliling kepemimpinannya. Kami berkesimpulan, terhadap apapun sejarah peradaban dunia, tentunya tidak terlepas dari sosok seorang pemimpin yang menjadi peran utama dalam apapun cerita sejarah peradaban dunia.
GOLKAR
Partai Golkar dalam kepemimpinannya, tentunya tidak terlepas dari sejarah pendiriannya hingga keterlibatan banyak tokoh Indonesia yang berkontribusi secara pemikiran dan pergerakan terhadap penguatan eksistensinya. Sebut saja, seperti' Soekarno, Soepomo dan Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh bangsa Indonesia yang memiliki pemikiran untuk kemudian menghadirkan kelompok fungsional sebagai media penyeimbang atas kepelbagain nilai politik pada era orde lama. Kelompok fungsional itu yang kemudian sebagai cikal bakal terbentuknya Partai Golkar.
Idenya para tokoh bangsa Indonesia yang menghadirkan kelompok fungsional, kemudian mendapatkan respon baik dan dukungan dari para tokoh militer 'terkhususnya dari tentara nasional Indonesia, seperti AH Nasution, Soeharto, Suhardiman, dan lainnya. Maka kemudian, para tokoh militer sebagaimana dimaksudkan itu, membentuk SOKSI (Sentra Organisasi Karyawan Sosialis/Swadiri Indonesia) sebagai serikat perjuangan dalam menjaga keseimbangan atas hegemoni partai komunis Indonesia (PKI), saat itu.
Selain juga, SOKSI sebagai bentuk wujud dukungan terhadap kelompok fungsional, yang pada akhirnya telah berubah namanya menjadi sekretariat gabungan golongan karya atau sekber Golkar. Kemudian, Sekber Golkar dipertegas kembali sebagai salah satu partai politik oleh Soeharto dan Suhardiman pada 20 Oktober 1964, demikian merupakan singkat sejarah atas eksistensi partai Golkar yang kami pahami.
Kepemimpinan Indonesia
Indonesia dalam sejarahnya, tentunya memiliki nilai yang memaksakan setiap warga negaranya untuk menunduk terdiam, apabila membaca sejarahnya secara seksama terhadap masa penjajahan dan era perjuangannya dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Artinya, kondisi Indonesia dahulu alias Nusantara, tidaklah sebaik kehidupan Indonesia saat ini. Bahwa, atas kekuatannya dan kegigihannya para pemimpin Indonesia dahulu, maka Alhamdulillah seluruh rakyat Indonesia bisa terlepas dari penindasan dan perbudakan oleh bangsa asing, dan Alhamdulillah saat ini 'seluruh rakyat Indonesia telah mendapatkan kehidupan yang sangat layak sebagai bangsa yang merdeka.
Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, para pemimpin Indonesia dan para pejuang kemerdekaan Indonesia pada eranya masing-masing, merupakan para pemimpin terbaik Indonesia. Kepemimpinan mereka, telah memastikan Indonesia masih tetap berdiri tegak di bumi Nusantara hingga saat ini. Nilai terbaik para pemimpin Indonesia dahulu, sepatutnya' harus menjadi pedoman kepemimpinan Indonesia saat ini dan kedepannya, dalam memastikan terwujudnya nilai-nilai luhur yang telah dicatatkan dalam Pancasila maupun Undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945.
Sejatinya, kepemimpinan Indonesia meniscayakan kepemimpinan partai Golongan Karya (Golkar), dan kepemimpinan partai Golkar meniscayakan kepemimpinan Indonesia. Bahwa berdasarkan sejarah singkat partai Golkar dan sejarahnya perjuangan kemerdekaan Indonesia dahulu, tentunya tidak terlepas dari para tokoh pemikir dan para tokoh pergerakan yang notabenenya memiliki kontribusi besar terhadap eksistensi partai Golkar. Tentunya, eksistensi negara kesatuan republik Indonesia "selaras" dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tubuh partai Golkar, yakni sebagai institusi yang senantiasa menjaga dengan sebaik-baiknya negara kesatuan republik Indonesia.
Kepemimpinan Indonesia saat ini, yang dipimpin oleh presiden Indonesia Prabowo Subianto. Kami memandangnya, sebagai keniscayaan kepemimpinan golongan karya, karena semua ketegasan pernyataannya Presiden Prabowo 'terhadap nilai Kerakyatan, nilai Patriotisme dan rasa Nasionalismenya, merupakan suatu sikap yang telah mempertegas komitmen partai Golkar sejak dahulu, sejak' idenya Soekarno, pikirannya Soepomo, nasehatnya KiHajar Dewantara, semangatnya AH Nasution, Patriotismenya Soeharto, Idealismenya Suhardiman, dan tokoh-tokoh pemimpin terbaik Indonesia dahulu.
Semoga kepemimpinan Indonesia, senantiasa meniscayakan kepemimpinan partai Golongan Karya, dan kepemimpinan Golongan Karya meniscayakan kepemimpinan Indonesia. Karena Golongan Karya sejatinya nilai Indonesia, dan Indonesia harus memastikan keberpihakannya secara benar kerakyatan, secara lurus nilai-nilai luhur Indonesia, dan secara terukur konstitusionalitas undang-undang dasar negara republik Indonesia 1945. Kurang lebihnya, menurut kami 'seperti yang telah ditunaikan oleh yang kami hormati Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat ini, terhadap keberpihakan kerakyatan, tegas Patriotismenya dan tinggi rasa Nasionalismenya.
Semoga Allah swt senantiasa melindungi segenap bangsa Indonesia dan terkhususnya Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan partai Golongan Karya..
(Jakarta 09 Januari 2025)
- Saiful Chaniago Wasekjend Depinas SOKSI -